Selamat Datang di Website SD MUHAMMADIYAH NGADIWINATAN | Terima Kasih Kunjungannya.

Pencarian

Login Member

Username:
Password :

Kontak Kami


SD MUHAMMADIYAH NGADIWINATAN

NPSN : 20403329

Ngadiwinatan NG I / 1231 A Yogyakarta Telp.544703


info@sdmuhngadiwinatan.sch.id

TLP : 0274544703


          

Banner

Jajak Pendapat

No Poles setup.

Statistik


Total Hits : 210871
Pengunjung : 66944
Hari ini : 56
Hits hari ini : 229
Member Online : 0
IP : 44.192.92.49
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

Publikasi Best Practice SD Muhammadiyah Ngadiwinatan




LAPORAN BEST PRACTICE


PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP) BERBASIS ZONASI BAGI GURU SASARAN KELAS ATAS TAHUN 2019/2020


 


 


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE STAD”


BERBASIS HOTS


PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV


SD MUHAMMADIYAH NGADIWINATAN


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


OLEH :


 


SAMBUNG BASUKI RACHMAT, S.Pd


NIY.1110903


 


 


KECAMATAN NGAMPILAN


KOTA YOGYAKARTA


TAHUN 2019


 


 


BAB I


PENDAHULUAN


 



  1. Latar Belakang Masalah


 


Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran dalam satu pembelajaran. Beberapa muatan, misalnya Bahasa Indonesia, IPA,dan IPS disatukan dalam tema yang sama kemudian disajikan dalam satu pembelajaran utuh yang saling berkaitan.


Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS).  Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.


Hasil wawancara terhadap beberapa orang guru ditemukan fakta bahwa sistem pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar masih dominan bersifat teacher centered. Sehingga wajar jika pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sampai saat ini belum seperti apa yang diharapkan. Senada dengan pendapat yang pernah dikemukakan oleh Bundu (2008) bahwa kelemahan akan pembelajaran di Indonesia yakni: “1) masih banyak guru yang sangat menekankan pembelajaran pada faktor ingatan dan 2) fokus penyajian dengan ceramah yang mengakibatkan kegiatan sangat terbatas, tidak lebih dari mendengarkan dan menyalin”.


Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas peserta didik adalahmenyelenggarakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP).


Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta pemerataan mutu pendidikan,maka pelaksanaan Program PKB melalui PKP mempertimbangkan pendekatankewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaanPusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja guru (KKG) SD, atau MusyawarahGuru Mata Pelajaran (MGMP) SMP/SMA/SMK, Musyawarah Guru Bimbingandan Konseling (MGBK), Musyawarah Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi(MGTIK) dan yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon, dapatterintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkunganterdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilairata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.


Dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilanberpikirtingkattinggi (higher order thinking skills).  Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran penemuan (Kooperatif Tipe STAD). Model pembelajaran Kooperatif Tipe STADmerupakan model belajar mengajar yang memberikan peluang kepada murid untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan masalah. Hal ini senada dengan pendapat Roestiyah (2001:17) mengutarakan bahwa dalam metode Kooperatif Tipe STAD, para murid belajar mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. Dengan kata lain, Kooperatif Tipe STAD membelajarkan siswa untuk lebih aktif bertanya dan membahas suatu masalah.  


Setelah melaksanakan pembelajaran unit 1 dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan metode sebelumnya. Ketika model Kooperatif Tipe STAD ini diterapkan pada kelas yang lain ternyata proses dan hasil belalajar siswa  sama baiknya. Praktik pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik terbaik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model Kooperatif Tipe STAD.


 



  1. Jenis Kegiatan


Jenis kegiatan dalam laporan best practice ini adalah laporan Kegiatan Pembelajaran Unit 1 IPA Kelas IV SD Muhammadiyah Ngadiwinatan


 



  1. Manfaat Kegiatan


Manfaat yang diharapkan dari hasil laporan ini adalah sebagai berikut.



  1. Bagi Guru, memberikan bahan pertimbangan untuk menerapkan integrasi HOTS (Transfer knowledge, Critical Thinking creativy dan Problem Solving serta Penerapkan  integrasi PPK, Literasi dan 4C dalam pembelajaran.

  2. Bagi siswa, agar meningkatkan kompetensi siswa.

  3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan yang baik bagi sekolah yang menjadi objek penelitian dalam rangka penerapan integrasi HOTS (Transfer knowledge, Critical Thinking creativy dan Problem Solving serta Penerapkan integrasi PPK, Literasi dan 4C dalam pembelajaran.

  4. Sebagai bahan referensi dan penguatan untuk pendidik dan tenaga kependidikan.


 


 


 


BAB II


PELAKSANAAN KEGIATAN


 


 



  1. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik(best practice) penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi Higher Order Thiking Skills (HOTS).


Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas IV semester 1 di SD Muhammadiyah Ngadiwinatan  sebanyak 22 siswa.


 



  1. Bahan/Materi Kegiatan


Materi kegiatan yang digunakan dalam laporan best practice pembelajaran ini adalah materi  kelas IV untuk Tema 2 Penemuan pembelajaran tematik Unit pembelajaran 2 IPA dengan Kompetensi Dasar sebagai berikut.















Kompetensi Dasar



3.5  Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari


 



4.5   Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi


 



 



  1. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan laporan best practice ini adalah menerapkan pembelajaran berorientasi HOTS dengan model pembelajaran KooperatifTipe STAD.Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan penulis.


 



  1. Pemetaan KD


Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas IV, penulis memilih KD 3.5 muatan IPA


 



  1. Analisis Target Kompetensi


Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.



  1. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi


 


















Kompetensi Dasar



Indikator Pencapaian Kompetensi



3.5  Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari


 



3.5.1        Menyebutkan pengertian energi


3.5.2        Mengidentifikasi bentuk-bentuk energi


3.5.3        Mengidentifikasi perubahan bentuk energi angin dalam kehidupan sehari-hari.


3.5.4        Menganalisis berbagai sumber energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari



4.5   Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi


 



1.5.1        Melakukan percobaan perubahan energi


1.5.2        Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang perubahan bentuk energi.


1.5.3        Menunjukkan hasil pengamatan tentang perubahan bentuk  energi angin menggunakan kosa kata baku.


1.5.4        Mempraktekkan hasil pengamatan tentang berbagai perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari



 



  1. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.



  1. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan ModelPembelajaran


Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Kooperatif Tipe STAD.


Pembelajaran Unit 2 IPA materi pembelajaran Perubahan Energi.




































Sintak Model Pembelajaran



Guru



Siswa



Sintak tipe STAD


1.    Presentasi materi oleh guru


 



o   Memfasilitasi mengamati gambar-gambar keragaman suku bangsa , agama dll.


o   Memfasilitasi siswa mengamati gambar khusus tentang kepadatan penduduk dan penyebaran agama.


o   Mengarahkan peserta didik  pentingnya penerapan sila-sila pancasila untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa


o   Mengarahkan peserta didik untuk tanya jawab  tentang keragaman suku bangsa di Indonesia


o   Mengajak siswa mencermati peta khusus tentang kepadatan penduduk,dan penyebaran agama


o   Memfasilitasi siswa untuk melakukan literasi bacaan


o   Mengarahkan siswa untuk dapat menemukan dan menentukan ide pokok pada bacaan yang disediakan


 



o   Mengamati beberapa gambar/slide power point yang ditayangkan di depan kelas.


o   Menyimak penjelasan guru dan menjawab pertanyaan.


o   Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai peta ,gambar, videoyang disajikan oleh guru dalam bentuk Power Point


o   Peserta didik menunjukkan peta khusus tentang kepadatan penduduk dan penyebaran agama


o   Membaca literasi tentang kerukunan umat beragama


o   Mencari dan menentukan ide pokok tiap paragraf.



2. Siswa belajar dalam kelompok)


 



o   Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5orang


(pembagian kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta didik dan berdasarkan urutan absen ). 


o   Guru membagikan LKPD kepada siswa dalam kelompok untuk didiskusikan.


o   Guru mengarahkan siswa untuk merumuskan masalah yang akan dipecahkan dalam pembelajaran.



o   Siswa terbagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang


(pembagian kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta didik berdasarkan urutan absen). 


o   Siswa dibagikan LKPD dan mendiskusikannya dengan teman kelompoknya.


o   Siswa merumuskan masalah yang akan dipecahkan dalam LKPD.



3. Siswa mengerjakan kuis secara individual



o   Guru membagikan kuis kepada setiap siswa untuk memecahkan masalah


 



o   Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru (problem solving)



4. Pemberian skor peningkatan individual dalam kelompok


 



o   Memfasilitasi peserta didik untuk dapat menilai hasil pekerjaannya dengan cara mencocokan dan menetukan apakah jawaban itu benar/salah


o   Memfasilitasi peserta didik untuk menilai point yang didapat oleh kelompoknya


 



o   Siswa menyampaikan jawaban berdasarkan pertanyaan yang ada dan guru meniilai apakah jawaban yang disampaikan siswa benar/salah dan berapa pointnya


o   Siswa mengetahui skor kelompoknya dengan cara menghitung berapa banyak jawaban yang benar



5.Penghargaan kelompok


 



o   Memfasilitasi peserta didik untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.


o   Memberikan penghargaan bagi kelompok yang mendapat skor tertinggi.


o   Memberi motivasi bagi kelompok yang memperoleh skor dibawahnya


o   Memfasilitasi masing masing kelompok untuk memberikan pendapatnya


o   Memberikan kesempatan kepada masing masing kelompok untuk memperbaiki hasil pekerjaannya setelah mendapat tanggapan dari kelompok lain .



o   Siswa mempresentasikan hasil kerja Kelompoknya.


o   Mengajukan pertanyaan dan atau tanggapan bila belum paham.


o   Memperbaiki hasil pekerjaan kelompok setelah mendapatkan tanggapan dari kelompok lain


o   Setiap kelompok saling member tanggapan terhadap hasil pekerjaan kelompok laian



 



  1. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.


 


 


 


 



  1. Jadwal Kegiatan




















No.



Hari/Tanggal



Praktek



Pelajaran



Alokasi Waktu



1



Rabu/


06 – 11 – 2019



Unit Pembelajaran 2



IPA



2 X 35 menit



 


 



  1. Alat dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik (best practice) ini adalah:



  • LCD

  • Lembar Kerja Siswa/LKPD

  • Tes tulis

  • Slide Power Point


 


Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu


(a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran  berupa lembar observasi dan


(b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan


tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat.


(c). instrumen penilaian sikap baik penilaian diri sendiri maupun penilaian antar teman


 



  1. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4 sampai 8 November tahun 2019 bertempat di kelas IV SD Muhammadiyah Ngadiwinatan Yogyakarta.




 


BAB III


HASIL KEGIATAN


 



  1. Hasil yang Diperoleh


Hasil atau dampak pada proses pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif  kreatif, inovatif, dan efektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintergrasi HOTS, PPK, Literasi dan kecakapan abad 21.


Melalui penguatan sikap spritual  hasil yang diperoleh adalah siswa lebih terbiasa untuk berdoa dan menyadari setiap apa yang mereka pelajari berorientasi kepada hasil ciptaan dan kuasa Tuhan di intergrasikan  dengan PPK. Melalui kegiatan Pengetahuan siswa mampu menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan dengan Literasi,  keterampilan Abad 21 dan 4C. Pada aspek keterampilan siswa mampu bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dalam hal ini terampil dalam membuat rangkaian listrik seri sederhana dan terampil dalam menyelesaikan permasalahan rangkaian listrik seri dan keliling lingkaran.


Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.



  1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Kooperatif Tipe STAD mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.

  2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge. Setelah menyimak, memahami, dan mendiskusikan tentang PerubahanEnergi tidak hanya memahami konsep teks eksplanasi (pengetahuan konseptual) dan bagaimana melakukan percobaan yang benar (pengetahuan prosedural), tetapi juga memahami konsep Perubahan Energi. Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam mempelajari materi selanjutnya. Pemahaman siswa tetang Perubahan Energi dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.


Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.


Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan menerapkan Kooperatif Tipe STAD ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsepPerubahan Energidengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.



  1. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Kooperatif Tipe STAD yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.


Sebelum menerapkan Kooperatif Tipe STADpenulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa serta buku Unit Pembelajaran IPA. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.  Dengan menerapkan Kooperatif Tipe STAD siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari mencari data, materi dari sumber lainnya.


 



  1. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model Kooperatif Tipe STAD. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.


Masalah lainnya adalah guru masih belum mempunyai kompetensi yang memadai untuk menggunakan media yang ada dilingkungan sekitar dalam pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran, kita juga bisa melihat keseharian kita, aktivitas sehari-hari yang sesuai dengan rumusan KD.


 



  1. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Kooperatif Tipe STAD dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.


Kekurangmampuan guru menanamkan konsep  dapat diatasi dengan menyajikan materi dalam bentuk Power Point sehingga menjadi lebih menaril untuk disimak dan disertai penjelasan oleh guru sehingga anak lebih mudah memahami tentangPerubahan Energi dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari lingkungan sekolah maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca – tulis, siswa juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.


 


  


 


BAB IV


SIMPULAN DAN REKOMENDASI


 



  1. Simpulan


Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.



  1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD layak dijadikan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS  karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. 

  2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.


 



  1. Rekomendasi


Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.



  1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.

  2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).

  3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.


 


 


 


 


hasil lengap dapat diunduh di https://drive.google.com/file/d/1kSrSgqh9Gus54aeAmzUWLFqat67anyHC/view?usp=sharing



Share This Post To :




Kembali ke Atas


Berita Lainnya :




Silahkan Isi Komentar dari tulisan berita diatas :

Nama :

E-mail :

Komentar :

          

Kode :

 

Komentar :


   Kembali ke Atas